Konfigurasi IP Address
#1. Hidupkan komputer yang telah teristall sistem operasi Linux Debian anda.
#2. Kemudian cek driver dan jumlah ethernet yang terpasang pada komputer server yang anda. Gunakan perintah lspci seperti pada Gambar 4.1. Perhatikan jumlah ethernet pada kotak yang berwarna merah. Jumlah ethernet yang terpasang berjumlah 2 buah.
Gambar 4.1. Perintah Untuk Melihat PCI yang Terpasang
Dengan menggunakan perintah lspci, anda juga dapat melihat informasi driver ethernet (Network Interface Card) yang terpasang pada komputer server, apakah sudah terinstal atau belum. Pada Gambar 4.1, semua driver ethernet yang ada sudah terinstal dengan baik. Jika ada ethernet yang drivernya belum terinstal, biasanya akan muncul informasi “unknown” pada baris “Ethernet controller”, maka anda harus menginstalnya terlebih dahulu. Pada materi ini, kita tidak membahas bagaimana cara menginstall driver ethernet. Ethernet atau yang dulunya biasa disebut eth0, eth1, eth2 dan seterusnya merupakan interface bagi perangkat kita yang menghubungkan dengan perangkat-perangkat lainnya dalam jaringan. Selain istilah eth, untuk interface Local Loopback biasanya diberi nama lo.
#3. Setelah mengetahui status driver ethernet anda, langkah berikutnya masuk ke lokasi:
/etc/network seperti pada Gambar 4.2. Temukan file “interfaces” yang akan gigunakan untuk mengkonfigurasi alamatan IP Address (TCP/IP).
Gambar 4.2. Lokasi File Konfigurasi TCP/IP
#4. Setelah menemukan file “interfaces”, buka file tersebut dengan menggunakan perintah editor seperti di bawah ini. Dalam hal ini penulis menggunakan perintah “nano” untuk membuka file tersebut.
root@stemasi:/etc/network# nano interfaces
Gambar 4.3. Tampilan File Interfaces
Yang perlu diperhatikan, biasanya pada saat proses instalasi sistem operasi, anda diminta untuk melakukan konfigurasi TCP/IP Address. Jika hal ini sudah anda lakukan, maka IP Address akan terlihat sudah terisi seperti pada Gambar 4.3 (sesuai pada pembahasan Bab II mengenai Instalasi Sistem Operasi Linux Debian Bullseye). Namun jika anda melewatkan proses tersebut, anda dapat melakukan konfigurasi IP Address secara manual pada file interfaces mirip seperti yang ada pada Gambar 4.3. Agar lebih memahami maksud dari tiap baris script tersebut,
Berikut keterangannya:
- iface enp0s3 inet static menandakan interface atau ethernet yang di seting adalah enp0s3. Sedangkan inet static merupakan metode yang digunakan dalam setingan IP Address kita, dalam hal ini menggunakan metode statik atau manual.
- Address 192.168.10.1 Merupakan alamat IP Address untuk ethernet enp0s3. Alamat IP Address yang dimasukkan disini merupakan alamat host dari perangkat (server) yang kita gunakan saat ini.
- netmask 255.255.255.0 Merupakan alamat sub network dari IP Address yang kita gunakan. Digunakan untuk mengidentifikasi bagian mana dari IP Address tersebut yang menunjukkan bagian network dan host di dalam jaringan tersebut.
- network 192.168.10.0 Merupakan alamat IP Network dari IP Address yang kita gunakan. IP Address ini merupakan alamat pengenal network yang kita gunakan dalam jaringan. Alamat yang dicek atau dikenali pertama kali dalam jaringan adalah IP Network.
- broadcast 192.168.10.255 Merupakan alamat IP Broadcast dari IP Addres tersebut. Alamat IP ini digunakan untuk mengirim pesan atau informasi ke semua perangkat yang bersifat broadcast dalam satu jaringan.
- gateway 192.168.10.1 Merupakan alamat IP Gateway. Alamat IP ini merupakan gerbang lalu-lintas jaringan yang digunakan untuk menghubungkan antar alamat IP Network yang berbeda. Biasanya digunakan untuk menghubungkan ke jaringan luas seperti internet.
- dns-nameservers 192.168.10.1 8.8.8.8 Merupakan alamat IP Server DNS. Alamat IP ini diseting agar kita bisa menerapkan pengalamatan dengan menggunakan alamat domain. IP ini yang mengarahkan ke server DNS untuk melakukan penterjemahan dari alamat domain ke IP atau dari IP ke alamat domain. Untuk alamat IP DNS ini boleh diisi lebih dari 2 alamat IP dan dipisahkan dengan menggunakan spasi. Alamat IP ini wajib diisi, sekaligus terkait dengan materi pada bab berikutnya.
- dns-search stemasi.org Digunakan untuk menentukan domain pencarian default DNS saat mencari nama host yang tidak lengkap. Dalam pembahasan ini, nantinya kita akan membuat domain dengan nama “stemasi.org”. oleh sebab itu, domain ini sudah diset dari sekarang. dns-search ini akan mempengaruhi cara sistem mengatasi nama host yang tidak lengkap.
#5. Setelah melakukan konfigurasi seperti pada Gambar 4.3, jangan lupa disimpan!
#6. Setelah itu, kita harus melakukan restart servis networking terlebih dahulu agar konfigurasi yang telah dilakukan dapat diterapkan. Anda dapat menggunakan perintah restart seperti di bawah ini (lihat contoh Gambar 4.4 atau Gambar 4.5).
root@stemasi:/etc/network# /etc/init.d/networking restart
Gambar 4.4. Restart Servis Networking (1)
root@stemasi:/etc/network# /sbin/service networking restart
Gambar 4.5. Restart Servis Networking (2)
Anda juga bisa men-disable-kan ethernet dengan menggunakan perintah:
root@stemasi:/etc/network# /sbin/ifdown enp0s3
Sedangkan perintah meng-enable-kan seperti di bawah ini:
root@stemasi:/etc/network# /sbin/ifup enp0s3
#7. Langkah terakhir, gunakan perintah ifconfig atau /sbin/ifconfig untuk melihat hasil konfigurasi. Jika tidak ada kesalahan, maka akan muncul seperti pada Gambar 4.6. Terlihat IP Address, Netmask, Broadcast sama dengan yang telah diset sebelumnya.
Gambar 4.6. Melihat Hasil Konfigurasi
Jika perintah ifconfig tidak muncul, install terlebih dahulu paket net-tools dengan menggunakan perintah apt-get install net-tools. Jangan lupa untuk memasukkan source Binary-1 jika dibutuhkan.
root@stemasi:/home/server3# apt-get install net-tools